Aktual.co.id – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, terlibat adu argumen “yang belum pernah terjadi sebelumnya” di Ruang Oval, Gedung Putih, pada Jumat (28/02).
Dalam pertemuan itu, Trump menuduh Zelensky “bertaruh dengan Perang Dunia III” dan “tidak tahu berterima kasih” kepada AS. Adapun Wakil Presiden AS, JD Vance, menyebut Zelensky “kurang ajar”.
Ketegangan meningkat ketika Wakil Presiden AS, JD Vance, memberi tahu kepada Zelensky bahwa perang harus diakhiri melalui diplomasi.
“Diplomasi macam apa?”, tanya Zelensky.
Jawaban Zelensky membuat Vance kaget dan menilai Presiden Ukraina itu kurag ajar datang ke Ruang Oval menyampaikan jawaban seperti itu. JD Vance lalu menuntut agar Zelensky berterima kasih kepada Trump atas kepemimpinannya.
Para wartawan di ruangan itu menyaksikan rentetan kejadian itu dengan mulut ternganga.
“Anda sudah cukup bicara. Anda tidak akan menang, Anda harusnya bersyukur, karena Anda tidak punya kartu,” balas Trump.
“Saya tidak bermain kartu. Saya sangat serius, Tuan Presiden. Saya presiden dalam keadaan perang,” balas Zelensky.
“Anda bertaruh dengan Perang Dunia Ketiga. Dan apa yang Anda lakukan sangat tidak menghormati negara ini, yang telah mendukung Anda jauh lebih banyak daripada yang seharusnya,” ujar Trump.
“Apakah Anda pernah mengucapkan ‘terima kasih’ selama pertemuan ini? Tidak,” balas JD Vance.
Dialog ini disaksikan semua wartawan di ruangan. Wartawan-wartawan berkomentar bahwa mereka belum pernah melihat kejadian seperti ini.
Perdebatan ini membuat warganet saling berkomentar dan saling mendukung terhadap kedua pemimpin negara tersebut.
“Trump dan Vance baru saja mencoba mempermalukan Zelensky secara langsung di TV Amerika, dengan sombong menuntut rasa terima kasih sambil secara terbuka mengejeknya seperti pengganggu di taman bermain yang menghitung bantuan. Rasa hormat saya terhadap Zelensky—dan rasa malu saya sebagai orang Amerika—meningkat tajam. Aku sangat muak!” ketik Brian Krassenstein @krassenstein.
“Mari kita lihat apa yang terjadi. Jika Zelenskyy menandatangani kesepakatan untuk mineral, ini hanya sandiwara belaka,” balas Tom Finnell @d2fl.
Sementara akun Tolga Akpınar @tolgaakpinar menjelaskan dengan panjang lebar. “Trump ingin menghentikan dukungan terhadap Ukraina namun juga perlu meyakinkan masyarakat Amerika,” ketiknya.
Maka Untuk melakukan ini, tambah Tolga Akpınar @tolgaakpinar, Trump mempermalukan Zelensky di depan kamera, mencoba membuktikan bahwa Zelensky-lah yang memperpanjang perang dan dia adalah beban bagi Amerika.
“ Namun, langkah ini sebenarnya menunjukkan kelemahan pemerintahan Trump atau Amerika Serikat, karena permasalahan seperti ini biasanya ditangani secara tertutup,” tambah Tolga Akpınar @tolgaakpinar .
Akun ini menyimpula, bahwa keduanya tidak lagi memiliki kekuatan untuk membujuk Zelensky, jadi melakukan aksi murahan dan sederhana seperti ini. Postingan terkait Trump dan Zelensky menjadi perbincangan internasional di media sosial.
Video pertengkaran kedua pemimpin negara ini tersebar luas di platform media sosial dengan berbagai penilaian. Adegan ini membuat nama Zelensky melambung dengan komentar hingga menyentuh 3 juta postingan di platform X. (ndi)