Aktual.co.id – Di tengah viralnya tagar KaburAjaDulu, mantan Menkopolhukam Mahfud MD menuliskan status di media sosial X menanggapi fenomena mencari pekerjaan di luar negeri. “Rasa cinta tanah air bisa luntur bila di negara sendiri tumbuh kesewenang-wenangan, ketidakadilan, dan lemahnya perlindungan HAM,” ketiknya.
Kemudian dilanjutkan,”Kalau hal itu yg terjadi bs muncul pikiran bhw di negara sendiri hidup tak nyaman dan tak nyaman, enak di negara orang. Menyeruaklah tagar, “Kabur Aja Dulu”.
Ketikan dari Mahfud MD ini menuai banyak komentar yang menjadi pengikutnya. “Pak Profesor tidak kabur ajaa dulu? Ngapain di Konoha? Presiden nya menjijikan!!l Lebih parah dari 2 periode sebelumnya,” ketik Dulkamdi Kandangan @Dulkamdiii.
“Jujur, kalau saya pribadi merasa hidup aman dan nyaman. Saya hanya menjelaskan teori tentang menyeruaknya tagar “Kabur Aja Dulu” yang merefleksikan sikap ketidaknyamanan warga masyarakat karena kesewenang-wenangan dan ketidakadilan sehingga pada gilirannya menggerus nasionalisme warga masyarakat,” jawab Mahfud MD.
“Anda merasa nyaman dan aman karena bapak pejabat /mantan pejabat , harta melimpah, gaji dan pensiunan ada, meski pemerintahan dan penegakan hukum, HAM amburadul, tidak akan menyentuh bapak, beking relasi kawan di semua lini ada, bayangkan jika bapak rakyat kecil macam kami !!!,” balas Yoppi @Yoppy02305633.
Jawaban Yoppy pun ditanggapi warganet lain yang kurang sepakat dengan pandangan dia. “Kalo ini udh personal. Prof @mohmahfudmd kasih argumen berdasarkan pengalaman pribadinya. Malah lu respon dgn nada dengki/iri. Kalo lu g**bl*, dan berimbas jadi orang susah sekarang, itu konsekuensi. Ya masa orang gak boleh sejahtera karena kerja kerasnya? Tambah lucu orang ini,” ketik fur elise @mrcorleoneeeeee.
Unggahan dari Mahfud MD ini mendapat tanggapan lebih dari 1000 komentar dan terus mengalir seiring menguatnya tagar kabur aja dulu. Tagar ini adalah ekspresi warganet terhadap kondisi dalam negeri sehingga memilih hidup di luar negeri dengan fasilitas yang sudah disediakan oleh pemerintah setempat. (ndi)