Aktual.co.id – Masalah banjir yang saat ini terjadi di Bekasi khususnya dan Jabodetabek umumnya sudah terdeteksi sejak 1500 tahun lalu. Ketika Raja Purnawarman dari Tarumanegara pernah memerintahkan untuk mengeruk Sungai Candrabaga dan Sungai Gomati guna mengatasi banjir kala itu.
Peneliti BRIN Hari Sofina memaparkan kondisi era kerajaan dengan banjir yang terjadi saat ini. Di akun @harrysofian, peneliti senior bidang arkeologi ini menjelaskan banjir Bekasi yang telah terdeteksi sejak kerasaan Tarumanegara.

“Banjir Bekasi memang tidak dapat dielakkan, secara geografis Bekasi adalah wilayah dataran rendah yang menggenang. Celakanya, wilayah yang menjadi genangan air saat ini ditimbun dan menjadi pemukiman dan buffer zone wilayah Jakarta,” ketiknya di platform X.
Menurutnya sejarah sudah mencatat, sejak 1500 tahun lalu, Raja Purnawarman dari Tarumanegara memerintahkan penggalian Sungai Candrabaga dan Sungai Gomati. Penggalian tersebut adalah cara untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.
“Peristiwa ini tercatat dalam Prasasti Tugu yang ditemukan di Kampung Batutumbuh, Desa Tugu, Koja, Jakarta Utara,” jelasnya. Dengan makin padatnya wilayah Bekasi dan sekitarnya serta berubahnya fungsi lahan dari wilayah serapan air, menjadi wilayah perumahan, menurutnya Pemprov dan Pemda harus bekerjasama memecahkan masalah yang telah menjadi momok sejak 1500 tahun lalu ini.
Jika dilihat, “sungai tidak dapat bernafas” karena sempadan sungai telah diambil oleh manusia. “Tidak ada lagi batas antara sungai dan pemukiman, sehingga saat terjadinya muatan air yang besar maka yang menjadi aliran sungai adalah wilayah pemukiman warga,” ketiknya.
Menurutnya, dalam peraturan Permen PU Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai Dan Garis Sempadan Danau perlu dicek kembali di lapangan, apakah Permen tersebut dipatuhi oleh para pengembang property. “jangan sampai para pembeli rumah yang dirugikan karena membeli rumah yang menjadi aliran sungai,” pungasnya.
Tulisan ini pun mendapat berbagai tanggapan dari warganetl. “Benar sekali Pak, ruang untuk sungai yang makin sedikit sekarang jadi mengurangi kapasitas tampungan banjirnya,” ungkap Firda @firdaaa_ar.
“fyi perumahan di sekitar sungai itu sudah mau digusur sama pemkot buat perluasan sungai. Rumah warga sekitar juga sudah banyak yang tanda tangan buat acc penggusuran berkali kali, tapi sampe sekarang ada realisasinya,” ungkap Ta/Cha @lemonyakult_ (ndi)