Aktual.co.id – Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) mengerahkan tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk membantu evakuasi dan identifikasi korban runtuhnya bangunan mushala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo).
“Tim DVI sudah membentuk posko bersama tim gabungan untuk melakukan proses evakuasi dan identifikasi,” kata Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Jatim Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Jules Abraham Abast di Sidoarjo, Selasa.
Mengutip dari ANTARA, Hingga kini total 102 orang telah dievakuasi. Dari jumlah tersebut 91 orang melakukan evakuasi mandiri dan 11 orang dievakuasi tim SAR dan 101 orang selamat.
Polda Jatim telah mengerahkan satu pleton Sabhara, satu pleton Brigade Mobil (Brimob), serta didukung tiga Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Kepolisian Resor Kota (Polresta) Sidoarjo untuk evakuasi dan pengamanan lokasi.
“Korban sudah dibawa ke tiga rumah sakit, yakni Rumah Sakit (RS) Siti Hajar, RS Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo, dan RS Delta Surya Sidoarjo,” ungkapnya.
Aparat kepolisian bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), tim Pencarian dan Pertolongan (SAR), serta relawan masih melakukan penyisiran di puing-puing bangunan untuk memastikan tidak ada korban yang tertinggal.
Peristiwa robohnya Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo terjadi pada Senin 29 September 2025 saat menjalankan salat Ashar.
Dalam peristiwa tersebut musola yang digunakan salat Ashar tiba-tiba roboh setelah dilakukan pengecoran sebelumnya. Diduga fondasi tidak kuat sehingga bangunan bertingkat itu runtuh hingga lantai dasar.
Tim SAR menghadapi tantangan karena kondisi reruntuhan bangunan cukup padat dan medan yang sempit sehingga peralatan ekstrikasi digunakan untuk mempercepat pembukaan akses menuju lokasi korban.
Basarnas mengerahkan personel SAR berkemampuan terbaik, termasuk regu Basarnas Spesial Grup (BSG) dari Jakarta dan regu penolong dari beberapa Kantor SAR terdekat. (ndi/ANTARA)