Aktual – Berdasarkan Keputusan surat Administratur / KKPH Pasuruan No 0343/043.7/Psu/2024 tentang Himbauan Wisata dan hasil rapat dengan BPBD Kabupaten Mojokerto dan Muspika setempat pada 31 Januari 2025 menjelaskan bahwa seluruh wisata di Kabupaten Mojokerto dtutup. Keputusan ini diambil karena melihat kondisi cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Mojokerto khususnya wisata alam.
Wisata alam yang tutup di wilayah Trawas dan Pace tantara lain Puthuk Siwur, Puthuk Gragal, Indreng Genitri, pendakian Gunung Lorokan hingga sejumlah jalur pendakian di Gunung Penanggungan. Kebijakan ini diberlakukan untuk meminimalisir dampak terjadinya cuaca ekstrem sekaligus mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan pada para wisatawan.
Menurut Kasubsi Hukum Kepatuhan dan Komunikasi Perusahaan Perhutani KPH Pasuruan Ngatemin, penutupan sementara ini untuk mengantisipasi bencana akibat angin kencang, banjir serta tanah longsor. Berdasarkan prakiraan dari BMKG, saat ini wilayah Kabupaten Mojokerto memasuki puncak musim hujan yang bisa memicu kebencanan.
Penutupan ini dilakukan sementara sampai kondisi berangsur normal sembari menunggu kebijakan selanjutnya. Sebelumnya beberapa wisata alam di bawah naungan Tahura R Soerjo sudah melakukan penutupan dengan menutup akses pendaftaran online di semua jalur pendakian. Kebijakan ini untuk antisipasi adanya korban akibat cuaca buruk yang masih melanda di Jawa Timur.
Pembukaan wisata alam di wilayah Kabupaten Mojokerto akan menunggu kebijakan selanjutnya, sembari menunggu informasi cuaca di BMKG. Berdasarkan rilis dari BMKG Juanda bahwa Jawa Timur mengalami cuaca ekstrime hingga tanggal 2 Februari 2025. Dalam rilis tersebut BMKG Juanda menjelaskan bahwa wilayah Jawa Timur masih memasuki musim hujan dan beberapa wilayah berada pada puncak musim hujan.
Aktifnya Monsun Asia, adanya fenomena gelombang atmosfer Rossby, aktifnya gelombang Madden Jullian Oscilation (MJO) serta adanya pertemuan angin di wilayah Jawa Timur mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awanawan penghujan di wilayah Jawa Timur. Kondisi ini didukung dengan kelembapan udara yang lembap dari lapisan bawah hingga atas dan kondisi atmosfer lokal Jawa Timur yang labil. (ndi)