Aktual.co.id – Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Translational Psychiatry menemukan bahwa orang dengan sifat psikopat menunjukkan gangguan cara belajar dari penghargaan dan hukuman.
Alih-alih berjuang untuk umpan balik, para pemilik sifat psikopat memiliki cara pandang yang berbeda terhadap pola pembelajaran yang terganggu dan ekspektasi yang bias tentang perubahan dalam lingkungan.
Ciri-ciri psikopat mencakup karakteristik seperti daya tarik yang dangkal, impulsivitas, kurangnya empati, dan perilaku antisosial. Umumnya psikopat diidentikkan dengan perilaku kriminal, padahal ada banyak psikopat yang tidak melakukan tindak pidana kriminal.
Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan sifat psikopat yang tinggi sering membuat keputusan yang berisiko atau merugikan karena mereka kesulitan belajar dari kesalahan mereka. Namun, sebagian besar penelitian menggunakan tugas-tugas sederhana dengan hanya dua pilihan untuk dipilih, yang tidak sepenuhnya menggambarkan keputusan rumit yang dihadapi orang-orang dalam kehidupan sehari-hari.
Para peneliti ingin memahami bagaimana sifat-sifat psikopat berhubungan dengan pembelajaran dalam situasi dunia nyata yang lebih naturalistik, di mana banyak pilihan harus dipertimbangkan.
“Psikopati sering dikaitkan dengan berkurangnya kepekaan terhadap hukuman dan buruknya adaptasi perilaku,” ungkap Atanassova, dari Donsers Institute for Brain, Cognition and Behaviour.
Para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang memiliki sifat antisosial yang cenderung percaya lingkungan lebih tidak stabil daripada yang sebenarnya.
Para pemilik psikopat ini menduga aturan dan pola akan berubah, sehingga menyebabkan pembelajaran yang buruk karena membuat umpan balik tampak kurang berarti.
Temuan ini membantu menjelaskan mengapa individu dengan kecenderungan antisosial menunjukkan perilaku maladaptive meski lingkungan memberi sinyal bahwa perubahan diperlukan.
Sebaliknya, ciri afektif psikopat, seperti tidak memiliki perasaan dan kurang empati, ketika dikaitkan dengan hukuman yang menyakitkan hasilnya menunjukkan respons otak yang tenang.
Artinya orang ini tidak menyesuaikan perilaku secara efektif setelah mengalami hukuman. Namun, menunjukkan pembelajaran yang lebih kuat dari penghargaan yang dipersonalisas.
Orang dengan sifat psikopat lebih manipulatif merespons terhadap hukuman tetapi tampak tidak termotivasi oleh penghargaan. Di sisi lain, orang yang kurang empati tidak banyak bereaksi terhadap hukuman dan menunjukkan perilaku yang lebih didorong oleh penghargaan.
Studi ini menunjukkan orang psikopat mendeteksi dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan secara berbeda. Sebagian orang psikopat menilai dunia berubah terlalu cepat.
Hal ini diakibatkan ketidakmampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan, sehingga kurang peka terhadap hukuman yang diderita oleh dirinya. (ndi)