Aktual.co.id – Menjalin hubungan seharusnya dilandasi rasa saling menghormati, kejujuran, dan cinta. Namun, ada sebagian orang yang menganggapnya sebagai permainan kendali, menggunakan taktik halus untuk memanipulasi pasangannya.
Berikut taktik manipulasi yang dipakai oleh orang yang tidak sehat secara mental yang dianalisa psikolog Tina Fey.
Perangkap ‘jika kamu mencintaiku’
Salah satu taktik yang umum digunakan orang manipulatif adalah jebakan “kalau kamu mencintaiku”. Orang ini akan meminta melakukan sesuatu yang membuat tidak nyaman, dan jika menolak, akan mempertanyakan cinta kepadanya.
Jika pasangan benar-benar mencintai dan menghormati, tidak akan pernah meminta melakukan sesuatu yang membuat tidak nyaman atau mengorbankan nilai-nilai pasangan.
Kartu Korban
Kartu korban merupakan alat ampuh yang dimiliki si manipulator. Di sini, pasangan terus-menerus menggambarkan diri sebagai korban, apa pun situasinya. Tidak jarang memutarbalikkan argumen, isu, agar tampak dirugikan.
Taktik ini dirancang untuk menciptakan perasaan bersalah dan simpatik, yang akhirnya membuat menyerah pada tuntutan dalam upaya ‘memperbaiki keadaan’.
Perlakuan Diam
Sikap diam adalah bentuk manipulasi emosional yang dapat merusak. Sikap diam terjadi saat pasangan bersikap dingin, menolak berkomunikasi atau berinteraksi sampai menuruti tuntutannya.
Ini adalah taktik yang dirancang membuat merasa cemas, bersalah, dan putus asa. Pola ini untuk memanipulasi agar pasangan menuruti keinginannya.
Kartu ‘tidak ada orang lain yang akan mencintaimu’
Beberapa pasangan manipulatif menggunakan rasa takut dan rasa tidak aman untuk mempertahankan kendali. Sering kali menyiratkan tidak ada orang lain yang akan mencintai atau peduli selain dirinya.
Jika pasangan pernah menggunakan taktik ini, ketahuilah itu adalah kebohongan yang dirancang untuk membuat dalam kendalinya. Setiap orang berhak mendapatkan cinta dan rasa hormat, dan banyak di luar sana yang menghargai apa adanya.
Permainan Memberi Pujian Berlebihan
Orang manipulatif akan menghujani pujian sampai orang merasa tersanjung dengan pujiannya. Begitu memuji tiba-tiba menarik kembali penguatan positif itu. Keadaan ini orang yang dipuji menginginka kembali pujian yang selama ini diberikan oleh orang manipulatif.
Psikolog menjelaskan bahwa harga diri tidak datang dari pujian, melainkan dari penghargaan yang datangnya dari diri sendiri. Seseorang tidak perlu mendapatkan pengakuan dari pihak luar, karena penghargaan dalam diri lebih baik.
Pendekatan ‘kamu berutang padaku’
Orang yang manipulatif sering kali menyimpan catatan mental tentang segala hal yang telah dilakukan. Hal ini digunakan untuk menginginkan sesuatu.
Suatu hubungan seharusnya didasarkan pada rasa saling menghormati dan kemitraan, bukan pertukaran transaksional. Jika melihat pasangan sering menggunakan pendekatan “Anda berutang pada saya”, mungkin sudah saatnya untuk menilai ulang keadaan.
Menciptakan Rasa Bersalah
Orang manipulatif sering menggunakan perasaan bersalah untuk merusak harga diri seseorang. Pola ini untuk memberikan peneguhan memiliki banyak kendali terhadap orang lain.
Para psikolog pun memberikan gambaran setiap orang berhak memiliki kehidupan sendiri di luar hubungan. Rasa bersalah tidak boleh digunakan sebagai alat untuk mengendalikan orang lain.
Kecemburuan
Kecemburuan merupakan emosi wajar yang dirasakan dalam suatu hubungan. Tetapi pasangan yang manipulatif menggunakannya sebagai alat untuk menguji batasan pasangan.
Orang-orang ini dengan sengaja menggoda orang lain atau membicarakan mantan untuk memancing reaksi. Jika marah, orang manipulatif ini akan menuduh pasangan terlalu cemburu, sehingga membuat rasa bersalah. (ndi)