Aktual.co.id – Para astronom berlomba-lomba mendapatkan pandangan lebih baik terhadap 3I/ATLAS yakni sebuah objek misterius yang mengancam tata surya.
Meskipun ada konsensus luas di antara para ahli bahwa objek tersebut adalah komet, pengamatan keempat teleskop NASA menunjukkan bahwa objek tersebut mengandung proporsi gas karbon dioksida yang jauh lebih tinggi daripada yang diharapkan.
Menurut kutipan di Yahoo News, pengamatan baru oleh teleskop Gemini South di Cerro Pachón di Chili mengungkapkan, bahwa ekor 3I/ATLAS tumbuh lebih panjang. Susunan kimianya menyerupai komet di tata surya daripada yang ditunjukkan oleh pengamatan sebelumnya.
Data tersebut menunjukkan bahwa objek antarbintang seperti 3I/ATLAS mungkin mengalami proses evolusi. Hal inilah para peneliti menyebutkan jika komet bagaikan bola salju kotor benda es yang melepaskan gas saat melewati matahari.yang menghasilkan ekor arketipe yang terbuat dari debu dan gas terionisasi.
Semakin dekat benda ini ke perihelion, atau titik terdekat dengan Matahari, dia semakin lebih aktif dengan menunjukkan aktifitas melepaskan gumpalan asap yang sangat besar.
Selain ekor yang tumbuh, gambar komet yang diambil oleh Multi-Object Spectrograph (GMOS) teleskop Gemini juga mengungkap koma lebar dan bersinar yang merupakan atmosfer besar gas dan debu yang mengelilingi inti komet.
Menariknya, tim di balik gambar terbaru menemukan bahwa debu dan es yang membentuk batuan luar angkasa itu menyerupai bahan-bahan yang menyusun komet lain di dalam tata surya.
“Tujuan utama pengamatan ini untuk mengamati warna komet, yang memberikan petunjuk tentang komposisi dan ukuran partikel debu di dalam koma, serta mengambil spektrum untuk pengukuran langsung kimianya,” kata Karen Meech, pemimpin program Gemini South dan astronom di University of Hawai’i Institute for Astronomy, dalam sebuah pernyataan .
Pihaknya sangat antusias melihat pertumbuhan ekornya, yang menunjukkan perubahan partikel dari gambar Gemini sebelumnya. “Kami mendapatkan gambaran tentang kimia dari spektrum tersebut,” tambahnya.
3I/ATLAS diperkirakan mencapai perihelionnya pada akhir Oktober, membuatnya sangat dekat dengan Mars . Itu adalah objek antarbintang ketiga yang pernah dikonfirmasi, menjadikannya peristiwa yang sangat langka dan menarik.
“Seiring 3I/ATLAS kembali melesat ke kedalaman ruang antarbintang, gambar ini merupakan tonggak sejarah ilmiah sekaligus sumber keajaiban,” ujar Meech. Ini sama halnya mengingatkan bahwa Tata Surya hanyalah satu bagian dari galaksi yang luas dan dinamis. (ndi/yahoo)
 
 
			
 
		 
		 
		 
		 
		 
		 
		 
		