Aktual.co.id – Ada orang ketika kematiannya dikenang meninggalkan sesuatu yang bisa dilihat oleh anak cucu atau orang – orang sekitar. Demikian juga yang dilakukan oleh kaisar pertama Dinastin Qin yang memiliki ide membangun 8000 patung pasukan.
Dalam imajinasi kaisar Dinasti Qin tentara patung tersebut akan menemani ketika di alam kubur. Pasukan tentara Terakota liat ini dibangun tidak kurang dari 720.000 pengrajin dari seluruh penjuru tiongkok.
Pengerjaannya pun memakan waktu kurang lebih 40 tahun (246-206 Sebelum masehi). Pembangunan cukup lama karena ingin melambangkan kejayaan kesuksesan kaisar Dinastin Qin.
Pembangunan patung tentara Terakota ini juga sebagai penghormatan kepada pasukan berjasa dalam sejarah tiongkok karena memberikan persatuan pada daratan tersebut.
Kaisar pertama Qin secara pribadi yang berkeinginan dibuatkan 8000 patung karena ingin kejayaan pemerintahannya bisa dia bawa sampai akhirat. Dia ingin 8000 pasukan menemani sampai ke dunia selanjutnya.
Secara pengetahuan umum, situs tentara terakota ditemukan pada tahun 1974. Namun sebenarnya, penduduk China sudah tau jika tanah kelahiran mereka terkubur situs peninggalan tersebut sejak dulu.
Tahun 1948, beberapa petani menggali sebuah patung misterius. Patung tersebut bukanlah patung tentara, melainkan patung pelayan yang sedang berlutut salah satu bagian dari situs terakota.
Karena mereka awalnya tidak tahu patung tersebut. Mereka pun membawanya ke kuil dan berdoa di depannya, seakan-akan patung pelayan itu adalah sosok Dewa Buddha, seorang yang abadi,
Tahun 1956, ditemukan patung lagi yang kemudian patung tersebut dibawa ke museum. Kala itu tidak ada yang berminat melihat karena patung itu belum diketahui asal usulnya.
Tahun 1962, ditemukan tiga buah patung pemanah yang kondisinya sangat bagus. Ketiga patung pemanah yang berlutut itu diberikan kepada tiga museum yang berbeda.
Pasca rentetan penemuan itu, daratan China masuk ke dalam sebuah fase yang dinamakan Revolusi Kebudayaan. Mao Zedong, pemimpin kala itu memberikan ultimatum segala macam obyek kuno yang berhubungan dengan kekaisaran harus dilenyapkan.
Kala itu China memang dilanda krisis, buku-buku sejarah dibakar, dan monumen-monumen sejarah dinodai. Zhao Kangmin, seorang pemerhati sejarah yang mulai meneliti patung-patung tersebut memperjuangkan agar patung itu tidak dihancurkan.
Dari perjuangan gigihnya tersebut, hanya patung pelayan yang hancur dihadapan pasukan Revolusi kebudayaan Mao Zedong. Di sisi lain, para petani yang desanya berada di situs tentara terakota mulai menemukan banyak patung.
Zhao mendapat laporan demi laporan tentang penemuan itu. Tatkala penemuan demi penemuan tidak berhenti, dia semakin yakin kalau tempat itu merupakan situs yang bersejarah di China.
Akhir April 1974, sudah tidak ada keraguan lagi. Tidak ada penjelasan yang lain yang bisa membantah kalau tempat tersebut merupakan tempat bersemayamnya Kaisar Qin bersama 8000 Pasukan. (ndi / disadur dari akun Tama @a_otama)