Aktual.co.id – Seseorang mendominasi pembicaraan, mungkin terlalu asyik dengan diri sendiri. Jika mengalihkan topik pembicaraan kembali ke diri sendiri, mungkin kurang memiliki kesadaran diri.
Psikolog Eliza Hartley membongkar psikologi seseorang yang mendominasi membicarakan sendiri ketika berbicara dengan kelompok.
Terus-menerus Mengarahkan Pembicaraan Diri Sendiri
Orang yang hanya berbicara tentang diri sendiri dalam percakapan memiliki kemampuan luar biasa untuk mengarahkan pembicaraan ke pengalaman, pendapat, dan anekdot sendiri.
Orang seperti ini sedang melakukan solo dalam duet. Entah itu pencapaian terbaru, buku menarik yang telah dibaca, atau pemikiran acak yang muncul begitu saja di kepalanya.
Sering Mengabaikan Isyarat Sosial
Ketika orang terus-menerus berbicara tentang diri sendiri, sering kali mengabaikan isyarat sosial. Mungkin dirinya tidak menyadari tanda-tanda halus bahwa orang lain tidak tertarik atau orang lain pengin menjadi pusat perhatian.
Cenderung Mengungguli Cerita
Yang menarik, perilaku ini dikaitkan dengan fenomena psikologis yang dikenal sebagai ‘teori perbandingan sosial’.
Teori ini menyatakan orang menentukan harga diri sosial dan pribadi berdasarkan bagaimana dibandingkan dengan orang lain.
Jadi, jika seseorang terus-menerus mencoba mengungguli cerita Anda, itu mungkin bukan hanya tentang keegoisan mereka. Itu juga bisa tentang rasa tidak aman mereka sendiri dan kebutuhan mereka untuk menegaskan harga diri mereka.
Sering Tidak Bertanya Terhadap Lawan Bicara
Orang yang lebih banyak berbicara tentang diri sendiri sering lupa untuk membalas percakapan. Orang seperti ini jarang bertanya tentang kehidupan, pengalaman, atau pendapat lawan bicara.
Ini kebiasaan yang terbentuk dari waktu ke waktu atau mekanisme pertahanan diri untuk menghindari mengungkapkan terlalu banyak tentang diri sendiri.
Sering Menyela Orang Lain
Salah satu indikator utama seseorang lebih banyak berbicara tentang dirinya sendiri adalah kecenderungannya menyela pembicaraan orang lain.
Menyela pembicaraan terkadang dapat berasal dari kegembiraan atau keinginan untuk berpartisipasi dalam diskusi. Namun, jika terjadi secara konsisten, hal itu menunjukkan orang tersebut lebih fokus pada narasinya sendiri daripada percakapan kolektif.
Mungkin Pendengar yang Baik
Ini mungkin paradoks, tetapi orang-orang yang banyak berbicara tentang diri sendiri terkadang bisa menjadi pendengar yang baik.
Saat berbagi sesuatu, orang ini sudah memikirkan bagaimana hal itu berhubungan dengan dirinya atau bagaimana dapat menggunakan mengarahkan percakapan kembali ke topic dirinya. Meskipun tampak b terlibat aktif dalam apa yang dikatakan, fokusnya tetap pada narasi diri sendiri.
Jarang Mengakui Masukan
Orang seperti ini tidak melakukannya dengan sengaja sebab dirinya asyik dengan dunianya sendiri sehingga gagal memperhatikan kontribusi orang lain.
Kurangnya pengakuan ini dapat membuat percakapan terasa berat sebelah dan tidak memuaskan bagi peserta lain.
Mungkin Tidak Tenyadari Telah Melakukannya
Mungkin hal terpenting yang perlu dipahami tentang orang-orang yang lebih banyak berbicara tentang diri sendiri adalah tidak menyadari telah melakukannya.
Perilaku ini dapat berasal dari berbagai faktor yang merasa lebih komunikatif, atau menggunakan percakapan sebagai cara untuk memproses pikirannya. Apa pun alasannya, langkah pertama menuju komunikasi yang seimbang adalah kesadaran. (ndi)