Aktual.co.id – Meskipun layanan kesehatan mental tersedia, banyak orang yang mengalami depresi menunda atau menghindari mencari pertolongan.
Peneliti Hege H. Bye dan rekan-rekannya menyelidiki kondisi ini akibat ketidaktahuan gangguan depresi atau ikut 0mengabaikan persoalan depresi yang terjadi di masyarakat.
Penelitian sebelumnya menunjukkan, orang sering salah menilai tentang gangguan mental sama halnya orang gila. Stigma ini dapat mengganggu membentuk perilaku menghambat pencarian pengobatan.
Para peneliti melakukan dua eksperimen yang telah didaftarkan dengan menggunakan sampel berbasis populasi orang dewasa.
Eksperimen 1 menggunakan desain antarkelompok di mana 2.042 peserta ditugaskan membaca cerita pendek yang menggambarkan karakter pria (Kristian) atau wanita (Kristine) yang mengalami gejala depresi.
Cerita pendek tersebut didasarkan pada kriteria diagnostik depresi dari Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD-10) dan diadaptasi dari penelitian sebelumnya.
Setelah membaca cuplikan tersebut, peserta menjawab dua pertanyaan kunci. Pertama, menilai seberapa besar kemungkinan mencari bantuan dokter atau psikolog jika merasa seperti karakter tersebut.
Kedua pertanyaan dinilai secara terpisah untuk dokter dan psikolog, menggunakan skala enam poin dari “sangat tidak mungkin” hingga “sangat mungkin”.
Eksperimen 2 berfokus pada pengungkapan pencarian bantuan. Eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2 (konteks sosial: teman vs. kolega) × 2 (jenis kelamin karakter sketsa: pria vs. wanita) × 2 (jenis kelamin partisipan: pria vs. wanita).
Partisipan (N = 1.528) membaca sketsa tentang karakter (Anne atau Arne) yang mencari bantuan dari dokter umum untuk mengatasi depresi.
Setelah membaca cerita pendek tersebut, peserta menjawab tiga pertanyaan dengan urutan tetap: apa yang dilakukan karakter tersebut (norma deskriptif), apa yang seharusnya dilakukan karakter tersebut (keyakinan normatif pribadi), dan apa yang akan dilakukan sendiri (niat berperilaku).
Setiap item mengharuskan peserta memilih antara mengungkapkan dengan jujur atau menyembunyikan keinginan untuk mencari bantuan.
Penelitian mengungkapkan bahwa pria cenderung enggan mencari bantuan profesional dibanding wanita. Artinya pria meremehkan keinginan mencari bantuan profesional ketika mengalami depresi.
Sementara, persepsi wanita untuk mencari bantuan profesional sangat kuat. Kemauan wanita mencari bantuan sesuai dengan perkiraannya tentang problem yang dihadapi wanita.
Eksperimen 2 menunjukkan pria secara signifikan lebih kecil mengatakan dirinya mencari bantuan untuk depresi. Keadaan ini menunujukkan bahwa pria berkontribusi untuk menyembunyikan kondisi mentalnya di tingkat lingkungan. (ndi)