Aktual.co.id – Pemerintah saat ini menerapkan kebijakan efisiensi anggaran yang berdampak pada berbagai sektor, termasuk dunia akademik dan penelitian. Salah satu yang paling terdampak adalah riset lapangan, terutama dalam bidang ilmu sosial, akibat adanya pembatasan perjalanan dinas, seminar, dan Focus Group Discussion (FGD). Padahal ketiga aspek tersebut merupakan elemen penting dalam pengumpulan data yang mendalam khususnya untuk memahami dinamika sosial, kebijakan publik, dan kondisi masyarakat secara lebih komprehensif.
Dalam situasi seperti ini para peneliti dituntut untuk beradaptasi dengan pendekatan riset yang lebih efisien dan tetap relevan dengan perkembangan zaman. Salah satu solusi yang semakin mendapatkan perhatian adalah riset sosial berbasis big data. Dengan semakin berkembangnya media digital, baik dari media sosial seperti Twitter, Facebook, TikTok, YouTube, dan Instagram, maupun sumber non-media sosial seperti berita daring, laporan pemerintahan, serta forum publik, peneliti dapat memanfaatkan analisis big data untuk menggali wawasan sosial secara mendalam.
Keunggulan utama riset berbasis big data terletak pada kemampuannya dalam menangkap opini publik secara luas dan real-time tanpa harus melakukan perjalanan ke lokasi penelitian. Jika riset lapangan membutuhkan anggaran besar untuk perjalanan, akomodasi, dan logistik, maka riset berbasis big data dapat dilakukan dengan lebih efisien menggunakan platform digital yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Selain itu metode ini juga memungkinkan analisis tren historis dari waktu ke waktu sehingga peneliti dapat memproyeksikan dampak kebijakan dalam jangka panjang berdasarkan pola-pola yang ditemukan dalam dataset besar.
Pergeseran metode riset ini bukan hanya sekadar alternatif sementara, tetapi sebuah langkah adaptasi yang perlu dilakukan untuk tetap relevan dalam memahami realitas sosial yang semakin berkembang cepat di ranah digital. Di era informasi yang terus bergerak dinamis, penelitian berbasis big data tidak hanya menawarkan efisiensi biaya, tetapi juga memberikan hasil analisis yang lebih luas, tajam, dan akurat.
Sudah saatnya dunia akademik dan para peneliti di Indonesia mulai mengoptimalkan pemanfaatan big data dalam riset sosial. Dengan pendekatan ini keterbatasan anggaran bukan lagi menjadi penghalang utama dalam menghasilkan penelitian yang berdampak dan berkontribusi bagi pengambilan kebijakan serta pemahaman sosial yang lebih baik. Jika tidak beradaptasi dengan perubahan ini, kita akan tertinggal dalam memahami fenomena sosial yang terus berkembang dengan cepat di era digital.
Penulis: Dr. Irwan Dwi Arianto – Kepala Laboratorium Integrated Digital FISIBPOL – UPN “Veteran” Jatim, dan Founder ASIGTA Group