• Indeks
Aktual.co.id
  • Beranda
  • Big Data
  • Viral
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Hukum Kriminal
  • Mental Health
  • Travel & Kuliner
  • Pakar Menulis
  • Indeks
Reading: Kesenjangan Sosial: Antara Konten, Curhat, dan Realitas
Share
Aktual.co.idAktual.co.id
Search
  • Beranda
  • Big Data
  • Viral
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Hukum Kriminal
  • Mental Health
  • Travel & Kuliner
  • Pakar Menulis
  • Indeks
Have an existing account? Sign In
Follow US
Copyright 2025 - Aktual.co.id
Big Data

Kesenjangan Sosial: Antara Konten, Curhat, dan Realitas

Redaktur Rabu, 7 Mei 2025
Share
5 Min Read
ilustrasi kesenjangan sosial di Indonesia/istimewa
ilustrasi kesenjangan sosial di Indonesia/istimewa

Aktual.co.id – Di tengah gemerlap dunia digital, media sosial kini bukan hanya sekadar ruang hiburan—ia telah menjelma menjadi panggung jujur bagi netizen untuk menyuarakan isi hati, keresahan, sekaligus realitas sosial yang mereka alami.

Teridentifikasi melalui ASIGTA (Analisis Komunikasi Big Data), jagat maya Indonesia diramaikan oleh tren konten-konten yang menyoroti kesenjangan sosial dengan gaya yang menghibur namun menusuk. Mulai dari lelucon “itu suara apa, disana hujan yak?” – “bukan, suara kipas” hingga kebingungan menyebut “AYCE” sebagai es krim padahal “All You Can Eat”, semua ini bukan sekadar sindiran, melainkan potret nyata betapa lebar jurang gaya hidup yang ada di tengah masyarakat kita.

Di balik konten-konten viral itu tersembunyi suara-suara curahan hati yang semakin lantang. Kolom komentar berubah menjadi ruang publik tempat orang saling menyapa dalam bahasa yang sangat manusiawi yakni pengalaman.

Mereka bercerita bagaimana standar hidup di media sosial membuat banyak orang merasa ketinggalan, minder, atau bahkan gagal. Fenomena ini memperlihatkan bahwa media sosial telah menjadi jendela yang menampilkan “kelas sosial virtual”, tempat di mana kemampuan untuk makan enak, berlibur, atau hanya hidup nyaman, menjadi simbol status baru. Yang dulunya merupakan pengalaman pribadi, kini menjadi tontonan publik yang dinilai, dibandingkan, dan disimpulkan secara massal.

Baca Juga:  Membangun Kepercayaan Publik dengan Strategi Komunikasi Berbasis Big Data di Era Digital

Tren ini bisa dijelaskan melalui teori konstruksi sosial oleh Berger dan Luckmann, di mana realitas dibentuk melalui interaksi dan komunikasi. Apa yang dianggap “normal” hari ini—dari gaya hidup, konsumsi, hingga estetika rumah—bukan lagi ditentukan oleh pengalaman nyata mayoritas masyarakat, melainkan oleh konten viral yang membentuk ilusi standar kehidupan. Bahkan sebagaimana dikemukakan dalam pemikiran postmodern seperti teori simulakra oleh Baudrillard, masyarakat kini tidak lagi hidup dalam realitas, tetapi dalam gambaran realitas yang telah disalin dan dimanipulasi sedemikian rupa hingga terasa lebih nyata dari aslinya.

Kesenjangan sosial Tiktok/dok.aktual.co.id
Kesenjangan sosial Tiktok/dok.aktual.co.id

Reaksi publik terhadap tren ini pun beragam. Sebagian menganggapnya lucu dan menghibur, sebagian lain merasa relate karena merasakan pengalaman yang sama. Namun di tengah tawa itu, terselip perasaan sedih dan jengah. Banyak orang mulai menyadari bahwa kesenjangan bukan lagi tentang data ekonomi yang abstrak, melainkan tentang pengalaman sehari-hari yang semakin sulit dijangkau. Sayangnya jika terus-menerus dikonsumsi tanpa pemahaman kritis, tren ini bisa memunculkan kelelahan kolektif, bahkan apatisme sosial. Ketimpangan yang seharusnya menjadi perhatian bersama bisa justru berubah menjadi komoditas hiburan tanpa dampak sosial yang nyata.

Baca Juga:  Pentingnya Pemahaman Kuasa Pengetahuan Pemerintah dalam Jaringan Video YouTube di Era Disruptif

Di sinilah pentingnya semua pemangku kepentingan ikut membaca dan merespons sinyal sosial ini. Pemerintah dan dinas terkait tidak bisa lagi hanya mengandalkan data statistik sebagai tolok ukur keberhasilan kebijakan. Mereka perlu memahami bahwa persepsi keadilan sosial kini juga dibentuk oleh narasi digital. Lembaga swadaya masyarakat (LSM) harus menjadikan tren ini sebagai peluang untuk menyuarakan keadilan sosial melalui pendekatan yang kontekstual dan berbasis pengalaman warga. Akademisi khususnya di bidang komunikasi big data, memiliki peran penting untuk menguraikan dinamika ini sebagai bagian dari perubahan masyarakat digital. Dan tentu saja para wakil rakyat harus menyadari bahwa kesenjangan sosial tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga pada psikologi kolektif dan struktur sosial bangsa ini secara luas.

Baca Juga:  Penelitian Menyebutkan Skrol Media Sosial Menjebak Siklus Kesepian.

Fenomena ini seharusnya menjadi pengingat bahwa kesenjangan sosial kini hidup dalam narasi-narasi harian yang dikonsumsi jutaan orang. Ia tidak lagi bisa disembunyikan di balik angka-angka makroekonomi. Ia telah menjadi bagian dari budaya pop—dilihat, dibagikan, ditertawakan, dan dirasakan. Konten, curhat, dan realitas kini terhubung dalam satu ekosistem sosial baru yang menuntut empati, literasi digital, dan keberpihakan yang nyata. Jika dikelola dengan bijak, kesadaran kolektif yang muncul dari media sosial ini bisa menjadi kekuatan untuk mendorong perubahan. Tapi jika dibiarkan ia bisa menjadi panggung besar bagi rasa tidak adil yang terus mengakar—dan itu akan jauh lebih sulit untuk dibenahi.

Dr. Irwan Dwi Arianto, M.I.Kom.

Pengasuh Rubrik Big Data di Aktual.co.id

Kepala Laboratorium Integrated Digital – FISIBPOL – UPN “Veteran” Jatim

Founder ASIGTA Group

SHARE
Tag :Big Datamedia sosial

Berita Aktual

Wapres Gibran saat berkunjung Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) di Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara / Foto : Diskominfo Sumut
Nama Kemenyan Viral Karena Pidato Wakil Presiden Gibran Soal Hilirisasi
Sabtu, 17 Mei 2025
Ilustrasi Palestina berjuang mendapatkan kemerdekaan / Foto : freepik
Trump Berencana Relokasi 1 Juta Warga Palestina di Gaza ke Libya
Sabtu, 17 Mei 2025
Kebiasaan santai adalah cara sehat saah satu ciri lingkungan penuh keributan / Foto : freepik
Lebih Memilih Kegiatan Bersantai, Menjadi Ciri Orang yang Hidup Penuh Kekacauan
Sabtu, 17 Mei 2025
Foto ijazah milik Joko Widodo yang tersebar di media sosial / Foto : X
Fotokopi Ijazah Jokowi Jadi Obrolan Warga di Media Sosial
Sabtu, 17 Mei 2025
Wisata Kota Batu tengah dipromosikan ke mancanegara / Foto : Ist
Kota Batu Genjot Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Jumat, 16 Mei 2025

Mental Health

Kebiasaan santai adalah cara sehat saah satu ciri lingkungan penuh keributan / Foto : freepik

Lebih Memilih Kegiatan Bersantai, Menjadi Ciri Orang yang Hidup Penuh Kekacauan

Hindari gosip ketika dalam obrolan bersama teman / Foto : freepik

Jika Ingin Membuat Kesan Baik, Hindari Obrolan yang Tabu Ini

Membuka kulkas dianggap bisa meredakan ketegangan / Foto : geedeting

Perilaku Orang yang Membuka Kulkas Tanpa Mengeluarkan Apa pun Memiliki Kepribadian Berikut Ini

Orang yang sehat mental memiliki batasan untuk kenyamanan diri / Foto : blogherald

Batasan yang Ditetapkan oleh Orang yang Memiliki Sehat Mental

Ad imageAd image

TRENDING NEWS

Tanda Orang yang Berpura – Pura Baik Menurut Analisa Psikologi

Alfamart Akuisisi Saham Lawson dari Alfamidi. Publik Bingung Hubungan Alfamidi dan Alfamart Selama Ini.

Sapi Kurban Prabowo Mendadak Mati. Publik Memposting Tentang Keracunan MBG

Nama Kasmudjo Menjadi Perbincangan Warganet Pasca Disambangi Jokowi

Pendaki Hilang di Gunung Cikuray, Tim SAR Gabungan Mulai Melakukan Pencarian

More News

Salah satu contoh hasil dari Ghibli Style/Dok.aktual.co.id

Ghibli Style dan Kartu Lebaran AI: Siapa yang Untung dan Buntung?

Minggu, 30 Maret 2025
Tetap dalam kendali ketika menggunakan media sosial / Foto : Freepik

Mendikdasmen Imbau Guru Berhati-Hati Gunakan Medsos

Sabtu, 26 April 2025
Skrol media sosial memicu perasaan sepi/ Foto : Freepik

Penelitian Menyebutkan Skrol Media Sosial Menjebak Siklus Kesepian.

Senin, 24 Maret 2025
Foto antrean di Shell/istimewa

Antrean di SPBU Asing Meningkat Usai Isu “Pertamax Oplosan”, Konsumen Beralih dari Pertamina?

Jumat, 28 Februari 2025
Aktual.co.id

Aktual.co.id adalah portal berita berbasis big data dan analisis digital terdepan di Indonesia yang berada di bawah naungan ASIGTA Group.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Beranda
  • Indeks
  • Big Data
  • Mental Health
  • Pakar Menulis
  • Viral

Follow Us

Copyright 2025 – Aktual.co.id