Aktual.co.id – Ketika dimintai keterangan soal viralnya lagu Bayar Bayar Bayar yang ditarik dari berbagai platform, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan kebebasan ada batasnya, di seluruh dunia.
“Tapi kita menghargai kebebasan berekspresi. Kebebasan berekspresi itu bisa kita ekspresikan. Menurut saya batasnya itu hukum kita,” katanya.
Termasuk juga SARA jangan sampai disentuh. “Dan juga institusi. Institusi saya kira, institusi perguruan tinggi, institusi keagamaan, institusi profesi kewartawanan. Jadi teman teman kalau ada oknum satu wartawan yang tidak sesuai etika jurnalistik tapi tiba – tiba dipukul rata seperti itu saya kira teman teman wartawan pasti marah,” katanya.
Kemudian dia melanjutkan, mungkin ini juga menyangkut dalam kasus polisi, ada saja pasti, sebab setiap profesi ada saja yang berbuat salah. “Tapi kalau mengkritik oknum ya harus disebut oknumnya itu seperti apa,” jelasn Fadli Zon.
Tapi jangan membawa bawa institusinya pasti ada yang keberatan. Terkait penjelasan dari Fadli Zon, para warganet pun menilai mantan aktivis mahasiswa tersebut lupa jika dulu pernah memiliki lagu dan puisi yang mengkritik pemerintah.
“Beliau lupa kalau dulu pernah nyanyi lagu Sontoloyo,” ungkap immank.fsyah @immankfsyah.

“Itu rata masalah orang munafiq. Setelah punya jabatan dan fasilitas enak jadi pikun dan bxdxh,” balas R̷e̷a̷d̷-̷@̷n̷e̷ @ridwan_har.
Para warganet mengkritisi Fadli Zon karena dirinya lupa semasa menjadi aktivis sering mengkritisi pemerintah dengan puisi yang menyinggung kekuasaan. (ndi)