Aktual.co.id – banyak orang tidak menyadari tentang dominasinya ketika terlibat pembicaraan. Psikolog Olivia Reid memberikan ciri kepribadian orang yang memonopoli pembicaaarn ketika bercakap.
Naik Roller Coaster Verbal
Pernahkah memperhatikan orang yang tidak bisa mengerem saat berbicara? Orang seperti ini bagaikan naik roller coaster verbal tanpa ada yang bisa menghentikan.
Sering kali memonopoli percakapan dan terjebak dalam monolog diri sendiri. Tanpa disadari orang seperti ini beralih topik satu ke topic berikutnya.
Orang seperti ini menyembunyikan ketidaknyamanan akan keheningan, ingin diakui, serta didengarkan.
Memahami perilaku ini akan membantu mengenali orang yang suka berbicara berlebihan, sehingga menjadi lebih sabar menghadapinya.
Sering Kali Membicarakan ke Diri Sendiri
Seolah-olah orang ini memiliki kompas internal yang secara otomatis mengarahkan pembicaraan ke diri sendiri.
Psikolog menilai perilaku ini kadang tidak disadari oleh pelaku. Bahkan tidak sungkan memotong pembicaraan saat sedang orang lain berbicara.
Jarang Mengajukan Pertanyaan Terbuka
Dunia percakapan adalah jalan dua arah – bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang mendengarkan dan mengajukan pertanyaan yang tepat. Di sinilah orang-orang yang memonopoli percakapan sering kali gagal menyampaikan pertanyaan.
Menurut penelitian, orang yang mengajukan banyak pertanyaan dianggap disukai dan berempati. Ini trik sederhana yang tidak hanya membuat percakapan mengalir tetapi membangun hubungan yang lebih dalam.
Sering Menyela
Menyela pembicaraan adalah tanda bahaya dalam etika percakapan. Ini menandakan orang tersebut tidak tertarik dengan yang dikatakan orang lain.
Bagi orang yang memonopoli percakapan, menyela pembicaraan adalah perilaku yang tidak disadari.
Kecenderungan menyela pembicaraan ini berasal dari keinginan untuk didengar dan rasa takut dilupakan dalam percakapan.
Ironisnya, justru menciptakan efek sebaliknya, orang tersebut dianggap tidak memiliki etika. Ingat, percakapan yang baik seperti tarian bergiliran dan selaras dengan lawan bicara.
Sering Tidak Menyadari Isyarat Non-Verbal
Orang yang yang memonopoli percakapan sering kali tidak menyadari isyarat non-verbal. Seolah-olah asyik dengan narasi sendiri sehingga gagal menangkap sinyal yang dikirimkan orang lain.
Isyarat non-verbal seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan bahkan nada suara memainkan peran penting dalam komunikasi.
Bagi orang yang cenderung memonopoli percakapan, isyarat-isyarat ini tidak diperhatikan. Hal ini karena kurang kesadaran arti komunikasi non verbal yang disampaikan oleh lawan bicara.
Pendongeng yang Hebat
Bisa jadi orang tersebut memang pendongeng yang baik sehigga sering menyampaikan pengalaman yang dirasakan. Meskipun menjadi pendongeng yang baik tetap penting diingat percakapan bukanlah pertunjukan solo.
Seorang pendongeng hebat yang cenderung mendominasi percakapan. Mungkin saatnya berhenti sejenak, mundur selangkah, dan membiarkan orang lain berbagi cerita.
Tidak Nyaman dengan Keheningan
Orang yang memonopoli pembicaraan tidak nyaman dengan keheningan. Orang ini memandang keheningan sebagai kekosongan yang perlu diisi dengan cepat.
Mungkin Tidak Menyadari Mendominasi Percakapan
Perlu dipahami tentang orang-orang yang memonopoli percakapan adalah tidak menyadari mendominasi percakapan.
Sebelum menghakimi atau merasa frustrasi dengan orang yang memonopoli percakapan, maka ketahuilah orag ini tidak menyadari sudah melakuan monopoli pembicaraan.
Sedikit pengertian dan kesabaran dapat membantu diri sendiri menghadapi orang yang mendominasi pembicaraan. (ndi/ANTARA)