• Indeks
Aktual.co.id
  • Beranda
  • Big Data
  • Viral
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Hukum Kriminal
  • Mental Health
  • Travel & Kuliner
  • Pakar Menulis
  • Indeks
Reading: Pola Otak Ditemukan Berbeda pada Gangguan Tidur Dibandingkan dengan Kurang Tidur
Share
Aktual.co.idAktual.co.id
Search
  • Beranda
  • Big Data
  • Viral
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Hukum Kriminal
  • Mental Health
  • Travel & Kuliner
  • Pakar Menulis
  • Indeks
Have an existing account? Sign In
Follow US
Copyright 2025 - Aktual.co.id
Mental Health

Pola Otak Ditemukan Berbeda pada Gangguan Tidur Dibandingkan dengan Kurang Tidur

Redaktur III Selasa, 29 April 2025
Share
3 Min Read
Kurang tidur bisa berpengaruh pada otak dan mood seseorang / Foto : Freepik
Kurang tidur bisa berpengaruh pada otak dan mood seseorang / Foto : Freepik

Aktual.co.id – Penelitian baru yang dipublikasikan di JAMA Open Network mengungkap bagaimana otak dipengaruhi oleh gangguan tidur dan kurang tidur.

Penelitian tersebut menemukan bahwa orang dengan gangguan tidur jangka panjang menunjukkan perubahan yang konsisten di area yang terkait dengan emosi dan pemrosesan penghargaan.

Sementara orang yang mengalami kurang tidur jangka pendek menunjukkan perubahan yang jelas di pusat penghubung otak, thalamus.

Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun kedua jenis masalah tidur tersebut dikaitkan dengan perubahan otak, keduanya memengaruhi sistem saraf yang berbeda.

“Kami tertarik dengan topik ini karena gangguan tidur sangat umum dan berdampak besar pada fungsi sehari-hari dan kesehatan mental,” ujar Gerion Reimann dari Rumah Sakit Universitas Aachen

Baca Juga:  Kenali Ciri – Ciri Psikopat yang Tersembunyi

Meskipun prevalensinya tinggi dan gejalanya lebih banyak di temukan di siang hari, serta terkait penyakit penyerta, dan faktor risiko genetik pada gangguan tidur seseorang, namun penelitian berfokus pada kondisi yang secara terpisah.

Para peneliti melakukan meta-analisis neuroimaging multimodal berskala besar. Secara sistematis peneliti meninjau studi neuroimaging dari beberapa basis data, termasuk penelitian tentang berbagai gangguan tidur seperti insomnia, apnea tidur obstruktif, narkolepsi, dan sindrom kaki gelisah.

Serta studi yang meneliti individu sehat yang mengalami kurang tidur eksperimental. Secara total, analisis tersebut mencakup data dari 231 studi, yang mencakup 140 eksperimen dan hampir 3.400 partisipan memperhitungkan sampel yang tumpang tindih.

Hanya studi yang menggunakan pencitraan struktural atau fungsional seluruh otak dan memiliki temuan signifikan yang membandingkan individu yang terganggu tidur dengan kontrol sehat yang disertakan.

Baca Juga:  Cara Orang Cerdas Menghadapi Pertemuan dengan Kerabat yang Beracun

Para peneliti menggunakan metode yang disebut estimasi kemungkinan aktivasi untuk menemukan area otak yang secara konsisten menunjukkan perubahan di berbagai penelitian.

Analisis terpisah dilakukan untuk gangguan tidur jangka panjang dan kurang tidur jangka pendek. Peneliti juga melakukan analisis kontras untuk membandingkan kedua kelompok secara langsung, serta analisis konektivitas fungsional untuk memetakan bagaimana area otak yang terpengaruh berinteraksi dengan bagian otak lainnya.

Salah satu aspek yang mengejutkan adalah pemisahan neurobiologis yang jelas antara gangguan tidur kronis dan kurang tidur jangka pendek. Meskipun gejalanya tumpang tindih, namun daerah otak yang terpengaruh tidak menunjukkan tumpang tindih secara anatomi.

Baca Juga:  Stres Kronis Bisa Melepaskan Sel Imun yang Ada di Tengkorak

“Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pengalaman tidur terasa serupa, namun mekanisme yang mendasarinya sangat berbeda. Kondisi ini untuk wawasan penting strategi diagnostik dan pengobatan,” kata Gerion Reimann.

Para peneliti menekankan bahwa penelitian di masa mendatang harus bertujuan pengobatan untuk gangguan tidur dapat memengaruhi kelainan otak yang diidentifikasi. Penting juga menyelidiki apakah perubahan otak yang diamati merupakan penyebab gangguan tidur.

Selain itu, pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara gejala-gejala tertentu, seperti kelelahan, perubahan suasana hati, atau masalah ingatan, dan perubahan di wilayah otak seperti amigdala dan talamus harus diteliti lebih jauh untuk membantu pengobatan. (ndi)

 

SHARE
Tag :kesehatan jiwaMental healthPsikolog
Ad imageAd image

Berita Aktual

Elon Musk/ Foto: Reuters
Elon Musk Kembali Ditunjuk CEO Tesla dengan Paket Gaji Rp16 Kuadriliun
Jumat, 7 November 2025
Kepulan asap usai serangan udara Israel ke Lebanon/ Foto: courtesy Reuters
Militer Israel Melancarkan Serangan Udara ke Lebanon
Jumat, 7 November 2025
Logo GTA VI/ Foto: Hindustani Time
Ada PHK Karyawan Dibalik Penundaan Rilis GTA VI
Jumat, 7 November 2025
Ilustrasi ngobrol dengan pasangan/ Foto: Freepik
Kalimat yang Dilontarkan Pasangan Manipulatif untuk Mengontrol Pasangan
Jumat, 7 November 2025
Poster GTA VI/ Foto: Gizmochina
GTA VI Batal Rilis dan Ditunda Selama 1 Tahun untuk Kualitas
Jumat, 7 November 2025

Mental Health

Ilustrasi ngobrol dengan pasangan/ Foto: Freepik

Kalimat yang Dilontarkan Pasangan Manipulatif untuk Mengontrol Pasangan

Ilusttasi masa pensiun/ Foto: freepik

Merangkul Masa Pensiun dengan Lebih Mudah Menyenangkan

Ilustrasi gejala awal stroke / Foto: Freepik

Mencegah Gejala Stroke Ringan Seperti yang Diderita oleh Kak Seto

Ilustrasi Stroke Dunia/ Foto: Freepik

Tanggal 29 Oktober Hari Stroke Dunia untuk Mengingatkan Bahaya Stroke

Ad imageAd image

TRENDING NEWS

Kemenkes Meluncurkan Logo Hari Kesehatan Nasional 2025

Terkait Suksesi Raja, Maha Menteri Keraton Surakarta Kembali Kepada Undang Undang

Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional Jadi Google Doodle

Ahmad Saroni Menerima Putusan Non Aktif Selama 6 Bulan di DPR RI

Musim ke 2 ‘Are You Sure’ Menggambarkan Jimin dan Jungkook BTS di Swiss dan Vietnam

More News

Ceria di depan umum bisa menandakan menyembunyikan beban dalam diri. / Foto : Freepik

Tanda Orang Menyimpan Beban Mental Namun Terlihat Ceria.

Jumat, 21 Maret 2025
Ilustrasi bosan ketika ngobrol ringan / foto : yourtango

Ciri Orang yang Tidak Tahan Obrolan Ringan Menurut Psikologi.

Rabu, 16 Juli 2025
Ilustrasi konsumsi kafein pada kopi dan depresi / Foto : Freepik

Penelitian Ada Keterkaitan Antara Kafein dan Tingkat Depresi

Kamis, 29 Mei 2025
Membuka kulkas dianggap bisa meredakan ketegangan / Foto : geedeting

Perilaku Orang yang Membuka Kulkas Tanpa Mengeluarkan Apa pun Memiliki Kepribadian Berikut Ini

Jumat, 16 Mei 2025
Aktual.co.id

Aktual.co.id adalah portal berita berbasis big data dan analisis digital terdepan di Indonesia yang berada di bawah naungan ASIGTA Group.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Beranda
  • Indeks
  • Big Data
  • Mental Health
  • Pakar Menulis
  • Viral

Follow Us

Copyright 2025 – Aktual.co.id