Actual.co.id – emosional negatif mampu menguras energi fisik dan mental seseorang. Ucapan yang merendahkan serta sikap yang membuat orang lain tersakiti mampu membuat seseorang menjadi putus asa. Berikut sikap yang membuat orang terkuras energi mentalnya berdasarkan penulisan Judith Orloff, MD, seorang dokter spesialis kedokteran jiwa yang tinggal di Amerika.
Si Narsisis
Moto utamanya adalah “Aku yang utama.” Segala hal adalah tentang dirinya. Memiliki rasa penting dan hak paling besar, perhatian yang berlebihan, dan haus akan kekaguman.
Tinjauan klinis tentang gangguan kepribadian pada tahun 2014 membantu menjelaskan betapa berbahayanya narsisis karena kurang memiliki empati dan kapasitas terbatas untuk mencintai tanpa syarat.
Jika tidak melakukan sesuatu sesuai keinginannya, orang narsisistik akan menjadi orang yang suka menghukum, menahan diri, atau bersikap dingin.
Menjadi Korban
Sikap menjadi korban ini sering kali untuk menutupi sikapnya yang rapuh atau menjaring seseorang untuk masuk ke dalam skenario manipulasinya.
Ketika masuk ke dalam persoalannya, orang tersebut akan memanipulasi untuk kepentingannya sehingga orang yang terlanjur masuk ke dalam pengaruhnya akan kesulitan lepas kontrol.
Pengendali
Orang-orang ini secara obsesif mencoba mengendalikan pasangan atau rekan kerja dan mendikte bagaimana seharusnya bersikap.
Mereka mengendalikan orang lain dengan menganggap remeh emosi orang lain tersebut. Ketika emosi tersebut tidak sesuai dengan aturannya, menurut studi persepsi dari The American Psychological Association (APA), kembali memutar balikkan fakta. Sehingga seolah yang bersalah adalah orang lain tersebut.
Pembicaraan yang Tidak Berkembang
Ketika berbicara tidak ada kesempatan untuk menyela pembicaraan. Seolah hampir tidak ada jeda untuk memberi ruang berbicara kepada orang lain.
Para psikolog memberikan rekomendasi untuk berbicara menyela dengan sikap yang sopan. Sampaikan dengan cara yang baik, agar pesan yang disampaikan tepat sasaran. Jangan sampai tetap diam, karena tidak akan mengerti seseorang tanpa membalas pesan tersebut.
Penyuka Drama
Orang ini lihai memutarbalikkan fakta sehingga orang yang berbicara akan terseret dalam alur pembicaraannya yang berlebihan. Para psikolog memasukkan golongan ini sebagai drama untuk menutupi kelemahan sejatinya.
Psikolog memberikan pandungan untuk tetap tenang menghadapi perilaku drama seperti ini. Kemudian tetapkan batasan agar tidak ikut arus ke dalam drama yang diciptakannya. Mengenali kepribadian seperti ini sangat penting agar terhindar dari manipulasi. (ndi)