Aktual.co.id – Beberapa orang narsisis merasa tidak percaya diri seperti yang dikira oleh kebanyakan orang. Sebuah studi baru yang diposting oleh Journal of Research in Personality menyebutkan, ada dua kepribadian narsisistik yang saling kontradiksi.
Yang dimaksud keprinadian kontradiksi yang berbeda ini adalah narsisistik memiliki keberanian, namun di sisi lain ada rasa tidak aman yang tersembunyi di dalam dirinya.
Artinya, orang narsisistik menawan secara tampilan fisik namun dibalik tampilannya tersebut menyimpan sensitifitas emosional dan meragukan diri sendiri.
Inti dari penelitian ini adalah Narcissism Admiration and Rivalry Questionnaire (NARQ), yang membagi kecenderungan narsistik menjadi dua dimensi inti yakni kekaguman dan persaingan.
Kekaguman narsistik mencerminkan strategi asertif untuk meningkatkan diri. Artinya orang dengan kepribadian narsisistik cenderung dikagumi serta mencari validasi persetujuan dengan cara penampilan yang mempesona, kepercayaan diri dan dominasi sosial.
Dimensi ini sering dikaitkan dengan sifat-sifat positif seperti keterbukaan, harga diri, yang sejalan dengan konsep narsisisme muluk. Oleh para pakar narsisisme muluk ini identic dengan perasaan superioritas, harga diri, keinginan untuk dikagumi.
Sementara kepribadia narsisistik persaingan mencerminkan bentuk narsisisme defensive dan antagonis yang bertujuan melindungi citra diri yang rapuh. Narsisistik yang memiliki kepribadian persaingan cenderung menanggapinya sebagai permusuhan, merendahkan orang lain, dan kepekaan yang meningkat terhadap kritik.
Pola ini sejalan dengan narsisme yang rentan, yang dicirikan oleh rasa tidak aman, ketidakstabilan emosi, harga diri yang rendah, dan kecenderungan menarik diri atau menyerang ketika merasa terekspos.
Tidak seperti ciri-ciri narsisme muluk yang percaya diri secara sosial, narsisme yang rentan sering kali melibatkan tekanan yang tersembunyi atau terinternalisasi, meskipun dapat menyebabkan konflik interpersonal.
Untuk menyelidiki hal ini, para peneliti menggunakan data dari tiga sampel populasi umum yang berjumlah lebih dari 50.000 orang. Peserta melengkapi Kuesioner Kekaguman dan Persaingan Narsisme beserta kuesioner tambahan untuk mengukur sifat agresi, harga diri, dan dimensi kepribadian yang lebih luas.
Dalam penelitian tersebut dijelaskan, subtype narsisisme muluk dan rentan memiliki kepribadian yang saling berseberangan. Di saat rentan, kepribadian narsisisme mengeluarkan sifat agresi, penarikan diri, serta tidak percaya pada diri.
Sedangkan ketika dalam posisi narsisisme muluk, kepribadian ini menampilkan kemegahan, kemewahan, harga diri, kepercayaan diri yang di atas rata – rata. Kedua kepribadian inilah yang menjadi catatan penting bagi peneliti untuk menganalisa syaraf otak pada seorang narsisistik.
Penelitian ini untuk memberikan panduan mengindentifikasi kepribadian narsisistik. Pada saat narsisistik berada pada rentan dan megah, sikap yang digambarkan adalah merendahkan pasangan, berpenampilan mewah dengan rasa orang paling istimewa.
Menonjolkan kemewahan dengan penampilan yang mahal dinilai oleh peneliti dengan sebutan rentan dan megah. Artinya, narsisistik memiliki kerentanan untuk selalu tampil mewah guna mendapatkan pengakuan dari lingkungan sekitar.
Namun penelitian ini masih perlu pengembangan terutama untuk perluasan penelitian. Meski yang diteliti dalam jumlah yang cukup besar, namun belum sepenuhnya mewakili dari narsisisme, apalagi metode wawancara dilakukan secara online.
Untuk itu peneliti akan kembali mengembangkan Analisa penelitian tambahan agar hasil semakin lengkap terkait kepribadian narsisistik. (ndi)