Aktual.co.id – Keluhan yang terus-menerus merupakan cerminan kebiasaan mental yang mengarahkan otak ke arah negativitas kronis.
Berikut adalah sifat buruk yang sering ditemukan psikolog di balik gerutuan yang terus-menerus. Menurut Isabella Chase, psikolog sekaligus penulis kepribadian di geediting, jIka mendapati pasangan, teman, atau diri sendiri dalam posisi ini, maka segera mendapatkan penanganan dari profesional.
Rendahnya Empati dalam Kehidupan Sehari-hari
Menggerutu setiap menunggu atau sedang mendapat pelayanan menujukkan kurangnya empati pada orang tersebut.
Penelitian tentang penanganan keluhan menemukan bahwa pelanggan yang berempati mengomunikasikan masalah dengan penuh rasa hormat.
Sementara individu yang memiliki sedikit empati cenderung menyalahkan dan bersikap bermusuhan. Akibatnya kehadirannya sering membuat tidak nyaman banyak orang.
Bias Negatif Bawaan
Bias negatif adalah kecenderungan memperkuat kejadian negatif daripada positif. Di dalam pandangannya, seluruh kegiatan dipandang negatif sehingga membuat lingkungan sosial terganggu dengan pola berfikirnya.
Isabella Chase memberikan saran untuk meredam pandangan negative tersebut maka melatih otak untuk memperhatikan hal positif secara perlahan.
Pola Pikir Menyalahkan Pihak Luar
Penelitian tentang loccus of control menunjukkan bahwa orang yang suka bersikap eksternalis kesulitan mengontrol diri dan lebih menyalahkan daripada memecahkan masalah.
“Ubahlah kesalahan menjadi momen bersama antarmanusia. Katakana bagaimana bisa memperbaiki dari kesalahan ini dan mengalihkan fokus untuk mendapatkan solusi,” ungkap Isabella.
Neurotisme yang Tinggi
Kepribadian neurotik berada di tengah kekhawatiran yang memuncak. Para psikolog mencatat bahwa individu dengan neurotisme tinggi melaporkan lebih banyak stres ditambah banyaknya masalah kesehatan.
“Tarik napas dalam-dalam sebanyak tiga kali. Menurunkan respons stres dapat mencegah hambatan kecil terasa dahsyat,” katanya.
Kepribadian Narsisistik
Orang narsis mendambakan perhatian, dan keluhan di depan umum. Penelitian menghubungkan narsisme dengan perilaku konsumen yang mencolok dan tuntutan agresif Dengan mengkritik staf, orang ini seolah menyampaikan, “Saya lebih tahu dari Anda.”
“Pujilah pelayanan yang baik secara pribadi serta berikan kenyamanan kepada siapa saja,” ujarnya.
Merasa Paling Berhak
Orang narsisistik akan merasa paling berhak dibanding orang lain. Karena sikapnya ini profilnya menjadi orang sombong dan paling tahu.
Studi tentang perilaku mengatakan orang yang memiliki hak istimewa lebih banyak mengeluh karena mengharapkan perlakuan khusus.
“Cara meredamnya adalah merasa pantas di manapun berada serta menerapkan rasa syukur mendapatka semua saat ini,” kata Isabella. (ndi)
