Aktual.co.id – seorang peneliti psikologi pengembangan diri Tina Fey menuliskan hasil penelitiannya terhadap orang miskin yang berpura pura kaya. Hasil kajiannya ini dimuat di harian Blog Herald yang menjadi rujukan para psikolog untuk mengkaji perilaku orang.
Suka Menyebut Merek Mewah
Perilaku suka menyebut merek mewah ini untuk menutupi ketidakmampuannya terutama di bidang finansial. Mereka memimpikan membeli barang mewah meski tidak pernah terwujud keinginan tersebut.
Sok Akrab di Acara Mewah
Seorang miskin yang sok kaya akan menunjukkan sikap arogan di pesta mewah, seperti sok akrab kepada semua orang. Membual hal yang berlebih agar terkesan wah di lingkungan berada tersebut, agar dianggap setara di tempat mewah.
Berlebih Posting di Media Sosial
Orang dengan kekayaan palsu mengisi feed dengan foto di lokasi eksotis lengkap dengan teks motivasi. Seringkali mencari validasi media sosial untuk mendapatkan pengakuan kalau dirinya orang kaya. Padahal tidak sesuai dengan kenyataan.
Selalu Berjaring Tapi Tidak Pernah Ada Kesepakatan
Mereka punya setumpuk kartu nama yang lebih tebal seolah mengenal semua orang. Lingkaran sosial mereka sangat besar, tapi rekening bank mereka tidak terlalu banyak. Mereka memperbanyak jaringan hanya untuk status saja.
Ketika Menerima Gaji, Segera Berbelanja Barang Mewah
Dalam semalam mereka akan membelanjakan uang gajinya dengan membeli barang mewah. Jika sebelumnya makan mie instan, berubah mendadak makan di restoran. Mereka berbelanja pakaian bermerek secara royal, lalu menghabiskan sisa bulan itu dengan membeli sup kalengan.
Berbicara Mimpi Kekayaan Masa Depan
Mereka memutar cerita tentang ide bernilai jutaan dolar yang mereka hasilkan. Namun setahun kemudian cerita yang sama, detail yang berbeda. Bermimpi besar memang luar biasa, tetapi menggunakannya sebagai perisai dalam menghadapi masalah keuangan ini hal yang berbeda.
Memalsukan Kenyamanan dengan Hutang
Seseorang yang benar-benar kaya membenci utang yang tidak perlu. Tapi orang dengan kekayaan palsu merasionalkannya utang itu normal, semua orang punya utang. Jika hutang tidak terkendali akan mengancam finansial mereka. (ndi)